Bloomberg mengatakan Indonesia Berpotensi Selamat Dari Resesi Global 2023

20 Oktober 2022, 08:30 WIB
Kemungkinan terburuk resesi ekonomi dunia 2023 Pemerintah lakukan stress test / IG @narasipost / /

ZONAKALTIM.COM - Menjelang 2023 makin mendekat,kabar buruk ancaman resesi global sangat dekat,bahkan negara besar dan maju sekelas AS pun berpotensi double dip recession yaitu kondisi dimana ketika dihantam resesi dan tak lama kemudian ekonomi sempat pulih dari resesi,tapi gak lama kemudian resesi menghantam kembali 

Kondisi double dip recession ini pernah di alami AS sewaktu tahun 1980-1982,bahkan banyak para ahli berpendapat kalau saat ini pun AS sedang mengalami resesi mengingat PDB sudah mengalami konstraksi dalam dua kuartal secara beruntun 

Baca Juga: Percekcoka Antara Juru Parkir Dengan Pengemudi Diselesaikan Dengan Restorative Justice

Bagaimana dengan Indonesia ?,kalau menurut proyeksi IMF dan BI ekonomi indonesia masih positif sampai tahun 2023,bahkan menurut IMF proyeksi ekonomi Indonesia di 2023 masih 5% dan menurut keterangan BI 4,6%-5,3% dan proyeksi menurut IMF itu pun sudah dipangkas yang sebelumnya di angka 5,3% 

Melihat fakta itu kata bloomberg indonesia terkena resesi kemungkinannya cuma 3% dan itu jika probabilitas nya tidak membesar 

Baca Juga: Gagal Mendongkrak PAD, Pemkab Kukar Tawarkan Pulau Kumala Pada Pihak Ketiga

Ada 3 indikasi ekonomi kita baik baik saja,antara lain :

1.Neraca dagang kita masih surplus selama dua puluh sembilan bulan berturut turut 

Tren surplus neraca dagang kita berkaitan erat dengan tren harga komoditas seperti batu bara yang masih berada di level tertinggi 

2. Suku Bunga Indonesia Masih Terkendali 

Walaupun suku bunga sudah naik sebanyak dua kali tapi,tidak seagresif The Fed yang sudah menaikkan suku bunga sebanyak 300 kali sepanjang tahun 2022 untuk meredam inflasi,walaupun imbas nya laju ekonomi melambat 

3. Konsumsi masyarakat Indonesia masih menopang ekonomi 

Sampai kuartal Ii/2022Konsumsi rumah tangga Indonesia berkontribusi sebesar 51,47% dari total produk domestik bruto,dengan kontribusi terbesar dari sektor makanan dan minuman senilai Rp 1.056 triliun,bahkan tingkat inflasi pun tidak melejit drastis,kisaran 5,6% kenaikan suku bunga pun hanya kisaran 3,5% ke 4,25%

Editor: Ahmad Muzani

Sumber: Ellenmay_official

Tags

Terkini

Terpopuler