ZONAKALTIM.COM - Menjelang 2023 makin mendekat,kabar buruk ancaman resesi global sangat dekat,bahkan negara besar dan maju sekelas AS pun berpotensi double dip recession yaitu kondisi dimana ketika dihantam resesi dan tak lama kemudian ekonomi sempat pulih dari resesi,tapi gak lama kemudian resesi menghantam kembali
Kondisi double dip recession ini pernah di alami AS sewaktu tahun 1980-1982,bahkan banyak para ahli berpendapat kalau saat ini pun AS sedang mengalami resesi mengingat PDB sudah mengalami konstraksi dalam dua kuartal secara beruntun
Baca Juga: Percekcoka Antara Juru Parkir Dengan Pengemudi Diselesaikan Dengan Restorative Justice
Bagaimana dengan Indonesia ?,kalau menurut proyeksi IMF dan BI ekonomi indonesia masih positif sampai tahun 2023,bahkan menurut IMF proyeksi ekonomi Indonesia di 2023 masih 5% dan menurut keterangan BI 4,6%-5,3% dan proyeksi menurut IMF itu pun sudah dipangkas yang sebelumnya di angka 5,3%
Melihat fakta itu kata bloomberg indonesia terkena resesi kemungkinannya cuma 3% dan itu jika probabilitas nya tidak membesar
Baca Juga: Gagal Mendongkrak PAD, Pemkab Kukar Tawarkan Pulau Kumala Pada Pihak Ketiga
Ada 3 indikasi ekonomi kita baik baik saja,antara lain :
1.Neraca dagang kita masih surplus selama dua puluh sembilan bulan berturut turut
Tren surplus neraca dagang kita berkaitan erat dengan tren harga komoditas seperti batu bara yang masih berada di level tertinggi